Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-74 pada Sabtu (17/8/2019) di Lapangan Kebun Raya Waiwerang terbilang unik. Para Pengibar Bendera menjalankan tugasnya diiringi para penari tarian hedung. Tarian hedung adalah tarian etnis setempat untuk menjemput kemenangan dalam perang.
Selain penari, petugas paskibra pada barisan pengawal pun membawa parang, senjata khas etnis setempat. Mereka bertindak mengawal pembawa baki Sang Merah Putih.
Konsep penggabungan protokoler dengan budaya lokal ini diinisiasi oleh Kasat Pol PP Kecamatan Adonara Timur, Molan Tokan Bahy. Pelaksanaannya baru dijalankan oleh Paskibra tahun 2019 ini.
Instruktur muda Pramuka DKR Adonara Timur Abdul Kadir Jailani, S.ThI mewujudkan konsep ini secara apik melalui serangkaian latihan. Pelaksanaan pengibaran Sang Saka Merah Putih dalam nuansa lokal ini menjadi daya tarik peserta upacara serta masyarakat umum.
Saat upacara pengibaran, penari hedung terlebih dahulu memasuki lapangan dari arah selatan. Mereka bersarung tenun dengan tangan menggenggam parang dan tombak. Suara pekikan terdengar. Gerakan tari diiringi tabuhan gong dan gendang, sembari mengacung-acungkan parang dan tombak. Para penari kemudian membentuk formasi mengapit pada sisi utara dan selatan.
Begitu tim tarian Hedung berada pada posisi mengapit, Pasukan Pengibar Bendera pun berbaris masuk. Pasukan dikomandoi oleh Danton Abdul Kadir Jailani, S.ThI. Danton yang juga guru pada MAN 1 Flores Timur ini memimpin barisan dengan langkah tegap dari selatan lalu berbelok ke timur. Kemudian berbelok lagi ke utara menuju ke tengah lapangan.
Tim Tujuh Belas Paskibra lalu membuka barisan pada kedua sisi utara dan selatan di hadapan Tim Tarian Hedung. Mereka memberi ruang pada Tim Delapan yang membawa baki untuk berdiri di depan tiang bendera. Tim Empat Lima sendiri berdiri di bagian timur. Setelah ketiga tim Paskibra ini siap dengan menghadap ke barat membentuk leter U diapiti Tim Tarian Hedung, Pengibaran bendera pun dimulai.
Nuki Puspa, siswa pembawa baki melangkah tegap menuju posisi Pembina Upacara, Camat Adonara Timur, Damianus Lamawuran, SH. Kedua tangannya dengan berhati-hati memapah baki. Begitu sampai di hadapan pembina upacara, Nuki pun menerima bendera dari Pembina Upacara, Camat Dami. Ia pun kembali ke posisi semula. Bendera diserahkan Nuki kepada tiga tim penggerek yang telah berdiri di depan tiang.
"Bendera siap!" Demikian teriak salah satu penggerek. Sesaat kemudian, Pemimpin Upacara Polisi Toni Kelen memberi aba-aba penghormatan kepada Bendera Merah Putih. Paduan suara dari SMPK Phaladya Waiwerang mengiringi proses pengibaran bendera hingga bendera sampai di puncak dalam keadaan yang khidmat dan tenang. Saat pengibaran usai, Pasukan Pengibar meninggalkan lapangan. Lagi, Tim Tarian Hedung menyusul kembali diiringi tabuhan gong dan gendang.
Pelaksanaan upacara dengan konsep budaya ini menjadikan Adonara Timur di bawah kepemimpinan Camat Damianus Lamawuran, SH sebagai salah satu daerah yang mengolaborasikan unsur budaya dalam sakralitas perayaan HUT Kemerdekaan RI. (Teks: Muhammad Soleh Kadir, Edit: Simpet)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar